Short Biography profile

Saya dilahirkan di cilacap November 1978, oleh seorang ibu dari suku jawa dan ayah dari suku sunda. Kehidupan sehari hari sejak kecil saya selalu di lingkungan kebudayaan antara sunda, jawa dan banyumasan. Khasanah budaya yang beragam ini membuat saya mengagumi peradaban budaya bangsa ini yang penuh cipta, karsa, dan rasa.

Pada tahun 1995 saya meneruskan belajar di sebuah sma n di daerah muntilan, kabupaten magelang. Hal ini disengaja oleh orang tua saya dengan harapan bisa lebih dekat dengan keluarga ibu. Namun ketertarikan didunia seni membuat saya lebih senang berkunjung di lereng merapi di sebuah padepokan seni budaya dari salah satu kakek buyutku. Hari- hari dilalui dengan romantisme guyonan dan sanepo dari kakek buyut, terkadang kakek dari ibu juga sering mengajakku bercengkarama tentang keIslaman pada masa beliu nyantri di sebuah pompres digunung pring.

Ketertarikan pada dunia seni budaya ini semakin tecurahkan , ketika saya memasuki dunia kemahasiswaan di tahun1998 di sebuah kampus ciamis, jawa barat. Kembali pada masa itu orang tua saya berharap agar bisa lebih memahami kehidupan di pasundan bersama salah satu nenek dari ayah. Namun, pada tahun itu muncul pergerakan reformasi, seakan memberikan peluang untuk berekspresi terhadap apapun itu. Dalam hal ini saya mencoba berekspresi dan explorasi melalui dunia theater dan karya sastra. Pada masa itu saya melewati beberapa kehidupan; entah organisasi, entah dunia kampus, entah dunia seni jalanan ataupun dunia spiritual bersama kawan-kawan. Seiring waktu berjalan. Satu persatu terseleksi alam. Sebagian menjadi apa yang diinginkan, sebagian menjadi apa yang ditakdirkan, meskipun itu kadang tidak sejalan dengan nurani. 

Demi waktu yang berputar menjadikan seorang menjadi lebih berarti dalam hidup, sebagai mana kehendak Tuhan. Saya pun berjalan sendiri, mempertanyakan pada diri sendiri, kemana meski melangkah. Namun saya yakin bahwa semua proses hidup tidak diciptakan oleh Tuhan dengan tanpa maksud. Satu demi satu peristiwa silih berganti, menjadikan kita menyadari kita tidak memiliki daya apapun terhadap kehendak Tuhan. Hanya sebuah negosisi cantik nan tulus, iklas dan bersih serta usaha yang diridhoiNya.

Tuhan mempunyai cara unik untuk membuat umatnya keep on the track, mungkin dengan cara diberi cerita hidup yang beraneka warna, kadang senang, kadang susah, bimbang bahkan tersesat, hanya untuk mengingatkan kita bahwa semua terjadi atas izinNya semata. Begitupula dengan saya, yang terkadang haya bisa berdoa dan mendoakan seseorang serta berharap penuh kasih Tuhan memberikan safa’atnya atas segala rintangan yang ada.

Dengan dasar keyakinan bahwa semua mahluk berzikir dan bertsabih padaNya, maka hanya dengan doa yang tulus smua bisa disempurnakan olehNya.

Indonesian