Perjalanan ini mengisahkan pertemuan saya dengan sebuah keluarga kecil nan sederhana. Pada saat itu saya berkunjung ke sorang sahabat dekat di daerah lakbok, ciamis, jawabarat.  

Sahabatku yang masih tersisa oleh seleksi alam. Sahabat terbaik adalah orang yang terakhir berdiri di samping kita dan seantiasa berkata “apa yang bisa saya bantu untukmu kawan?”. Terimakasih sahabatku ci’ing, mesakipun kau bukan ji’ih seorang pendekar zaman bang pitung, namun kau pendekar untuk keluarga dan orang- orang yang kau cintai. Memperjuangkan apa yang patut kau perjuangkan dan selalu memahami apa yang bisa dilakukan untuk sebuah persahabatan,

Kembali saya tersenyum padanya dan bersimpati pada seorang anak kecil tetanggannya. Menurut kisah sang nenek, cucunya sudah lama menderita ketulian di telinga kirinya. Hal itu terjadi ketika sang cucu diajak oleh keluarganya untuk pergi bekerja di sawah. Yah nenek dan keluaga tersebut adalah buruh tani.

Pada saat itu sang cucu masih balita kisaran usia 4 tahun dan diajak bekerja di sawah, lantaran tidak ada yang mengasuhnya. Pada saat mereka di sawah, sang cucu bermain padi hasil panen mereka. Tanpa disadari memasukan bulir padi- padi ketelinganya, hingga terjadi hal yang fatal, yaitu tuli, meskipun sudah berobat ke dokter pada saat itu dan dipastikan tidak ada bulir padi di telinga.

Ketika saya bertemu sang cucu, dia masih dalam kondisi tuli di telinga sebelah kiri. Pada saat itu sang cucu tersebut sudah kelas IV SD.

Singakat cerita saya mencoba membantunya dengan berdoa sebisanya. Kebesaran akan kuasa Tuhan memang diluar akal manusia dalam mencerna. Makriattulloh lahir dari sebuah proses yang kompleks dan saya kira upaya lahir tak akan sempurna tanpa upaya batin yang di isi oleh air hakekat tanpa batas. Alhamdulliah sang cucu sembuh dari sakit tuli yang dideritanya. 

Terkadang kita lupa mempertanyakan apakah sareat kita bisa menembus ruang makrifat jika proses tanpa diisi sebuah hakekat terpenuhi?. Dengan segenap rasa ketidak mampuan ini, saya mengkisahkan tafsir perjalanan ini.

Semoga kisah semakin ini menguatakan iman dan taqwa kita bersama, amin ya robb.

Indonesian